Bad 1172
Bad 1172
Bab 1172 Raisa Punya Ide
Sore harinya, seorang tamu datang–yaitu Radityal
Saat Raisa melihatnya masuk dengan memakai penyamaran, dia segera memanggilnya, “Raditya…”
Dia mendekat dengan ragu–ragu dan menarik perhatian kedua pria itu.
Raditya menatap Rendra, yang menelan ludahnya dan berkata, “Raisa, kamu tidak perlu se- formal itu dengannya. Kamu bahkan bisa memanggilnya Radit jika mau!”
Wajah Raisa memerah malu dan dia mengangguk. “Oke.”
“Apa kamu sudah makan malam? Duduklah bersama kami,” ucap Rendra pada Raditya.
Rendra menatap jam tangannya sebelum mengangguk. “Oke. Saya akan makan malam di sini saja.TM
Kedua pria itu segera memulai obrolan mereka. Raditya memiliki alasan untuk datang ke sini.
“Paman Rendra, kamu sudah mengetahui kalau dalangnya adalah Oki Gumilang, tapi dia menyembunyikan jejaknya dengan sangat baik. Semua orang yang gagal melakukan tugas ini berakhir menghilang tanpa jejak.”
Tatapan Rendra terlihat dingin. Oki hanya kalah beberapa ratus suara darinya saat pemilihan umum terakhir kali. Jelas dirinya akan melakukannya dengan sempurna kali ini.
“Apa kamu punya cara untuk menjebaknya?”
“Ada. Kami ingin menggunakan identitas Raisa sebagai umpan.”
“Saya tidak akan menempatkan Raisa dalam bahaya.” Rendra langsung menolaknya.
Raditya menyeringai. “Saya juga tidak mau menempatkan Raisa dalam bahaya. Saya hanya ingin menggunakan identitasnya dan mengirim salah satu bawahan saya untuk menyamar sebagai dirinya.”
Rendra memicingkan matanya. “Kamu yakin?”
“Karena percobaan pembunuhan itu gagal, sasaran mereka selanjutnya pasti Raisa. Mereka akan menggunakan Raisa untuk memaksamu mundur sebagai calon dari pemilihan umum itu. Pemilihan umum akan dilaksanakan dalam dua bulan, jadi mereka pasti akan segera bertindak.” Ucap Raditya dengan yakin.
Rendra mengangguk. Tatapan matanya terlihat dingin saat dia berkata, “Baiklah. Kita akan melakukannya sesuai rencanamu. Orang seperti Oki Gumilang harus dimusnahkan.”
“Bagaimana kondisi lukamu, Paman Rendra?” tanya Raditya dengan khawatir.
“Tidak apa–apa. Saya akan segera pulih dalam beberapa hari lagi,” ucap Rendra meyakinkannya.
Raditya menepuk lengan Rendra. “Jangan khawatir! Saya akan ikut menjadi penjagamu mulai sekarang. Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.”
“Saya akan merasa tenang jika kamu ada di sini.”
“Saya berjanji pada Anita kalau saya akan tinggal di negara ini dan tidak pergi terlalu jauh.” Raditya tidak menyesal karena sudah mundur dari karir dan jabatannya demi cinta. Dia melakukannya dengan sukarela. Apalagi, tugasnya sekarang adalah melindungi keluarganya, yang juga sangat berarti baginya.
Raditya pamit pergi setelah makan malam. Dia menjelajahi berbagai tempat selama beberapa hari ini dan sudah cukup lama tidak bertemu Anita, sehingga saat dirinya sekarang memiliki waktu luang, dia sangat ingin cepat–cepat pulang dan menemuinya.
Seperti biasa, Rendra akan meminta Raisa untuk tidur di kamar saat malam, namun malam ini, dia tidak biasanya merasa waspada dan dia tidak memintanya untuk tidur bersamanya.
Raisa–lah yang justru tidak bisa tidur. Hatinya terasa sakit setiap kali memikirkan bagaimana pria itu dipukuli, dan itu semua juga karena dirinya!
Apa yang bisa dilakukannya untuk pria itu? Dia memutuskan kalau dia bertemu dengan Hardi, dia harus memberitahunya betapa dirinya sangat mencintai Rendra dan tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka.
Keesokan paginya, saat Raisa keluar dari kamarnya, dia mendengar suara–suara dari lantai bawah, yang terdengar seperti…
Apa itu Nyonya Sherin? Apa dia datang kemari?
Raisa merasa bersemangat. Dia bergegas turun ke lantai bawah, namun saat dia melihat pasangan tua itu duduk di atas sofa, hatinya sedikit bergetar. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Hardi juga.
Rendra duduk menghadap mereka. Sepertinya Sherin dan Hardi baru saja datang dan mereka sedang membahas sesuatu.
“Kamu sudah bangun, Raisa? Ayo duduklah.” Sherin melambaikan tangannya ke arahnya dengan gembira.
Hardi masih merasa sedikit jengkel dan dia menatap Rendra tajam. Dia sangat puas dengan semua hal yang ada pada Rendra, kecuali dengan kisah cintanya. Dia tidak pernah menyangka kalau Rendra akan jatuh cinta pada wanita muda yang dibesarkan oleh kakaknya sendiri.
Pikiran Raisa menjadi tidak fokus saat dia berdiri di depan pasangan tua itu. Tiba–tiba, dia menutup mulutnya dengan tangannya dan berpura–pura hendak muntah. Dia segera berlari ke tong sampah terdekat dan berpura–pura muntah.This is the property of Nô-velDrama.Org.