Bab 1224
Bab 1224
Bab 1224 Siapa yang kau katakan sebagai pembual?
Di pasar Gnome. This belongs to NôvelDrama.Org.
Reva sedang berjalan–jalan.
Dia menemukan banyak bahan–bahan obat tetapi sayangnya tidak ada bahan obat langka di antara obat–obatan itu.
“Nona Devi, apa kau tidak salah mendapat informasi?”
“Apa benar disini ada bahan obat yang benar–benar langka?”
Reva bertanya tanya dengan heran.
Sambil mengunyah anggur, Devi tersenyum dan berkata, “Kak Reva, memangnya kapan aku pernah membohongimu?”
“Hal ini diberitahukan oleh kakekku secara pribadi jadi tidak mungkin salah!”
Reva: “Tetapi, kenapa tidak ada bahan obat langka di sini?”
“Apa kita datang terlambat?
Devi terkikik: “Bukan itu masalahnya.”
“Kakek aku bilang mungkin perlu dua hari untuk para pedagang bahan obat itu bisa sampai di tempat ini.”
Hampir saja Reva muntah darah: “Bukannya mereka akan tiba di sini hari ini?”
Devi menatapnya dengan polos: “Aku tidak bilang mereka akan datang hari ini!”
“Aku hanya bilang kalau pasar Gnome akan dibuka hari ini.”
Reva mengangakan mulutnya lebar – lebar dan terdiam untuk beberapa saat.
Pada saat ini, tiba–tiba saja Devi pindah ke sisi Reva dan sambil tersenyum berkata, “Kak Reva, kita sudah terlanjut datang ke sini.”
“Bagaimana kalau kau ikut pergi berlibur denganku?”
Sudut mulut Réva langsung berkedut. Dia teringat dengan saat dia tinggal di sini pada waktu itu.
Di tengah malam, Devi masuk ke kamarnya dan hampir saja terjadi sesuatu di antara mereka.
Kalau kali ini masih harus tinggal disini lagi, dengan karakter Devi yang cukup agresif itu, Reva benar– benar tidak bisa menebak apa yang akan terjadi lagi nantinya.
“Lupakan saja. Masih ada sesuatu hal yang perlu aku lakukan.”
“Nanti sore kita pulang dulu saja dan dua hari kemudian baru datang ke sini lagi!”
Jawab Reva.
Devi langsung mencemberutkan wajahnya. Sebenarnya dia memang sengaja ingin menipu Reva datang ke sini lebih awal karena dia ingin menghabiskan waktunya dengan Reva selama dua hari
ini.
Tepat ketika keduanya baru saja hendak pergi, tampak sekelompok orang yang bergegas masuk dengan beringas.
Orang yang memimpin mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Leo.
Arif juga mengikutinya dan tampak seperti kacungnya saja.
Begitu meliaht Reva, Arif langsung berkata dengan sangat antusias: “Tuan Leo, dia ada di sana!”
Dengan agresif Leo langsung memimpin orang–orangnya ke sana.
Melihat situasinya yang tidak benar, Devi langsung mengernyitkan keningnya, “Leo, kau mau apa?”
Leo menariknya ke samping, “Devi, di sini tidak ada urusannya dengan kau!”
“Aku datang ke sini untuk membuat perhitungan dengan si pembual brengsek ini, kau pulang dan istirahat dulu saja!”
Devi merasa sangat kesal sekali: “Kau bilang siapa yang pembual?”
“Kau baru pembual!”
Leo berkata dengan sungguh–sungguh, “Devi, apa yang aku lakukan ini juga untuk demi kebaikanmu sendiri!”
“Di kemudian hari, kau pasti akan berterima kasih kepadaku!”
Devi menjadi panik, “Leo, kau mau apa?”
“Biar aku kasih tahu ya, kak Reva ini bukan orang sembarangan.”
“Kesepuluh keluarga terpandang di kota Carson saja masih harus menghormatinya saat bertemu dengannya, kau…”
Leo mengernyitkan keningnya: “Devi, bagaimana kau bisa percaya dengan informasi bohong dan murahan seperti itu?”
“Tidak peduli seberapa hebat pun statusnya namun kesepuluh keluarga terpandang itu tidak akan pernah menghormatinya.”
“Apa dia pikir dirinya adalah Austin?”
Devi masih ingin berbicara namun Leo langsung tersenyum dan berkata, “Nona Devi, aku tahu kau benar–benar telah terpesona dengannya.”
“Dalam masyarakat sosial kita sekarang ini, ada terlalu banyak brondong yang sangat ahli dalam menipu uang orang.”
“Kau pergi ke sana untuk beristirahat dulu saja. Sebentar lagi kami akan membongkar topengnya dan menunjukkan wajah aslinya kepadamu dengan jelas!”
Sambil berbicara Arif langsung mengibaskan tangannya dan berkata, “Pengawal, tolong ajak nona Devi untuk duduk dan beristirahat di sana.”
Para gadis yang berada di samping Arif segera menghampiri dan menarik Devi untuk pergi ke samping.
Devi meronta dan berteriak dengan marah tetapi tidak ada yang mempedulikannya.
Semua orang ini menganggap Reva sebagai brondong yang menipu para wanita dan merasa bahwa dia sudah dibuat mabuk kepayang oleh Reva.
Raut wajah Leo tampak arogan lalu dia melirik Reva dan berkata, “Dasar bajingan, kau benar- benar telah menghina para leluhur bermarga Lee!”
“Mulai sekarang, jangan katakan bahwa kau bermarga Lee lagi!”
Tadinya Reva ingin menjelaskan tetapi setelah mendengar ucapannya ini, dia tidak lagi bisa menahan rasa kesalnya.
Si Leo ini apa tidak terlalu sombong?