Menantu Dewa Obat

Bab 1155



Bab 1155

Bab 1155 Saudaraku, aku datang terlambat

Botol anggur yang tadi dijejalkan ke mulut pemuda itu langsung pecah berantakan ketika dia ditubrukkan ke dinding.

Pecahan kaca itu langsung menusuk mulut pemuda itu dan bahkan ada beberapa pecahan kaca yang tampak muncul di wajahnya sehingga terlihat sangat menakutkan.

Si pemuda ini memuntahkan darah dan langsung jatuh ke lantai dengan perlahan dan tidak bisa. bangun lagi.

Tindakan Reva itu membuat semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut tertegun.

Tidak ada yang bisa menyangka bahwa serangan Reva akan begitu kejam!

Setelah hening sejenak lalu si pemuda berambut panjang itu marah. “Keparat, beraninya kau menghajar orang–orang kami?”

“Siapa kau sebenarnya?”

“Apa kau tahu bahwa kami adalah anak buahnya pangeran Adam, kau sudah bosan hidup, yah?”

Reva tidak mempedulikannya. Dia malah menghampiri Carlos dan membantunya berdiri lalu dengan suara kecil dia berkata, “Saudaraku, maaf, aku datang terlambat!”

Carlos langsung panik. Lalu dengan suara gemetar dia berkata, “Reva, kau… kau cepat pergi, cepat pergi dari sini…”

“Orang orang ini bisa membunuh orang..

Reva menggelengkan kepalanya, “Tenang saja, malam ini, aku juga bisa membunuh orang!”

“Kau istirahat dulu disini. Aku akan membantumu untuk membalas dendam!”

Setelah itu Reva bangkit berdiri dan menatap semua orang yang ada disana lalu dengan dingin. dia berkata, “Dengarkan baik baik, namaku Reva!”

“Carlos adalah saudaraku!”

“Karena kalian telah melukainya hari ini maka kalian harus membayarnya dengan nyawa kalian

sendiri!”

Semua orang yang ada di ruangan itu saling menatap. Mereka belum pernah mendengar tentang

nama Reva.

Si pemuda berambut panjang itu langsung memaki dengan marah: “Sial, aku belum pernah mendengar tentang nama Reva.”

“Aku juga tidak peduli siapa dirimu. Pokoknya, kalau kau berani mengacau disini, maka kau harus

mati!”

Si pemuda berambut panjang itu kemudian langsung melambaikan tangannya dan sekelompok pemuda langsung mengepungnya. This belongs to NôvelDrama.Org - ©.

Para gadis itu menjadi semakin girang dan berseru dengan kencang: “Habisi dia! Habisi dia!”

“Bocah dari mana kau ini? Kau benar–benar tidak tahu diri. Anak buahnya pangeran Adam pun berani kau sentuh!”

“Hahaha, ada hal seru yang bisa ditonton ini…”

Reva tidak mempedulikan mereka tetapi dia langsung membalikkan badannya dan menutup pintu ruangan.

Si pemuda berambut panjang itu terkejut: “Mau apa kau?”

Ekspresi Reva tampak dingin lalu dia mengucapkan kata–katanya satu demi satu, “Jangan ada yang berharap bisa keluar dari sini hari ini!”

“Dendam antara kalian dengan saudaraku ini harus diselesaikan!”

Si pemuda berambut panjang itu langsung tertawa: “Ya ampun, dasar brengsek, kau benar- benar pandai membual ternyata!”

“Apa kau masih takut kami akan kabur?”

“Bedebah, yang paling penting kau jangan kabur saja hari ini!”

“Habisi dia sampai mati!”

Si pemuda berambut panjang itu langsung memaki dengan marah. Dia langsung menyerbu dan menendang ke arah Reva

Tampak si pemuda berambut panjang ini juga pernah berlatih ilmu bela diri.

Namun, ilmu bela dirinya itu tidak ada apa apanya di depan Reva.

Reva maju selangkah lalu dia mencengkeram leher si pemuda berambut panjang tersebut kemudian meninju lututnya.

Tulang kaki si pemuda berambut panjang itu langsung patah sehingga membuatnya menjerit dengan kesakitan.

Kemudian Reva membantingnya ke lantai, dan segera setelah itu dia langsung menerjang kembali dan bertarung dengan para pemuda lainnya.

Para pemuda ini hanyalah sekelompok bajingan yang hanya bisa bertarung biasa saja.

Saat mereka bertemu dengan seorang ahli seperti Reva, mereka sama sekali tidak berdaya untuk melawannya.

Dan kali ini, serangan Reva ini benar–benar ganas.

Setelah melakukan beberapa penyerangan lalu semua pemuda ini langsung terkapar di lantai.

Sebagian besar dari mereka yang terkena hajaran Reva ini langsung mati seketika itu juga.

Dan sebagian besar lainnya yang tidak terkena pukulan parah dari Reva masih bisa menyelamatkan nyawanya. Namun mereka semua juga terluka dengan parah dan tidak bisa bertarung lagi.

Pada saat ini, semua pemuda ini benar–benar menjadi panik.

Akhirnya mereka mengerti kenapa Reva harus menutup pintu ruangannya!

Sedangkan gadis–gadis yang barusan bersorak sorai dan bertepuk tangan untuk menyemangati mereka itu langsung meringkuk di sudut dinding dan tak ada satupun dari mereka yang berani berbicara lagi.

Reva berjalan ke sisi pemuda berambut panjang itu dengan perlahan lalu sambil menatapnya dia berkata, “Adikku ini orangnya pendiam dan tidak pernah bermusuhan dengan orang lain. Sebenarnya bagaimana cara dia menyinggungmu?”

“Kau mau mengambil nyawanya?”

Si pemuda berambut panjang itu langsung gemetaran di sekujur tubuhnya lalu dengan suara gemetar dia berkata, “Si… siapa kau sebenarnya?”

“Aku sudah bilang, kami semua adalah anak buahnya pangeran Adam.”

“Pangeran… pangeran Adam tidak akan pernah melepaskanmu…”

Reva langsung menginjak kakinya yang patah: “Ini bukan jawaban yang aku mau, coba lagi!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.